Sesuai dengan misi IBU dalam menggerakkan dan menjembatani kolaborasi masyarakat sipil yang mencakup kalangan akademis, peminat kegiatan kesukarelawanan, organisasi-organisasi layanan sosial, dan media untuk mendorong isu tumbuh-kembang anak usia dini menjadi isu prioritas nasional. Yayasan IBU mengembangkan jejaring bersama komunitas-komunitas ataupun pihak-pihak terkait yang memiliki niat serta tujuan dan semangat yang sama dalam mendorong isu tumbuh-kembang anak usia dini. Sejalan dengan hal tersebut, Yayasan IBU mendapatkan permintaan dari guru PAUD RA Pasir Jambu, Ciwidey, yang mengorganisir pelatihan ini untuk menjadi narasumber dalam sesi parenting (pola asuh). Pelatihan ini ditujukan untuk seluruh orang tua murid yang terdaftar di PAUD tersebut. Permintaan ini didasari pada keinginan guru-guru dan kader-kader PAUD untuk memberikan informasi dan pengetahuan mengenai pola asuh yang baik bagi orang tua agar mereka dapat menerapkannya kepada anak-anak.
Kegiatan ini terbagi menjadi dua sesi yaitu sesi parenting yang disusun sesuai dengan permintaan penyelenggara dan sesi anak-anak atau pendampingan anak usia dini yang dimaksudkan agar tidak mengganggu jalannya sesi parenting sekaligus membuka kesempatan bagi relawan untuk belajar dan menambah pengalaman dalam memfasilitasi anak-anak. Dengan diselengarakannya sesi parenting ini, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan baik orang tua maupun guru dan kader yang terlibat mengenai tipe-tipe pola asuh dan bagaimana interaksi antara orang tua dan anak dalam membangun generasi muda yang lebih baik terutama dalam mengidentifikasi permasalahan yang terjadi pada anak-anaknya, menggali harapan orang tua pada anak, dan memahami 4 tipe pola asuh.
Kegiatan pelatihan yang dihadiri oleh 66 orang tua ini, diawali dengan penggalian masalah dan harapan pada anak oleh orang tua. Orang tua murid dibagi menjadi 6 kelompok yang masing-masing didampingi oleh fasilitator kelompok. Di dalam kelompok, orang tua mendiskusikan permasalahan-permasalahan apa saja yang dimiliki oleh anak kemudian menempatkan permasalahan tersebut pada simbol-simbol anatomi di figur anak yang digambar perkelompok. Setelah itu pada kertas yang sama, orang tua menggambar awan yang diisi dengan harapan-harapan orang tua pada anaknya. Sesi ini bertujuan agar orang tua dapat mengidentifikasi permasalahan-permasalahan apa saja yang terjadi pada anaknya serta harapan-harapan orang tua yang muncul pada anak.
Setelah diberi waktu untuk berdiskusi selama 15 menit, perwakilan orang tua perkelompok harus mempresentasikan hasil diskusinya di depan peserta yang lain. Masing-masing kelompok memakan waktu presentasi kurang lebih 3-5 menit yang diakhiri dengan review dan feedback dari narasumber untuk seluruh kelompok. Secara umum, orang tua sudah dapat mengidentifikasi dengan tepat permasalahan-permasalahan yang terjadi pada anak-anaknya dengan menempatkan permasalahan pada simbol anatomi yang sesuai.
Setelah sesi pertama selesai, orang tua diajak untuk menonton tayangan video berdurasi 6 menit yang menceritakan tentang proses kehidupan manusia dari mulai konsepsi hingga lahir. Tayangan ini bertujuan untuk mengingatkan kembali pada orang tua bahwa menjadi manusia itu memiliki proses, bagaimana anak di dalam kandungan sudah dapat merasa, mendengar, maupun mengingat hal-hal yang dialami langsung oleh orang tuanya terutama ibu. Sehingga perhatian pada anak harus sudah diberikan mulai semenjak di dalam kandungan.
Memasuki sesi selanjutnya, materi mengenai pola asuh yang berisi pengertian pola asuh, empat tipe pola asuh yang dapat diterapkan pada anak, dan dampak dari masing-masing pola asuh pada tingkah laku anak disampaikan. Selama sesi parenting berlangsung, sebagian besar orang tua memperhatikan dengan seksama sambil sesekali mencatat bahkan sampai merekam jalannya sesi. Berdasarkan hal ini dapat terlihat bahwa minat untuk belajar dari orang tua murid RA Pasirjambu ini cukup tinggi. Akan tetapi karena keterbatasan waktu yang dimiliki, sesi diakhiri sampai materi tipe pola asuh dan dampaknya pada tingkah laku anak. Materi selanjutnya yang akan membahas mengenai interaksi orang tua dan anak tidak sempat tersampaikan. Sesi tanya jawab yang seharusnya ada pun tidak dapat dilaksanakan. Beberapa orang tua murid yang ingin bertanya kemudian menuliskan pertanyaannya pada selembar kertas kemudian meminta sesi konseling individual setelah sesi berlangsung.
Berbarengan dengan dimulainya sesi parenting, sesi anak-anak dimulai ketika orang tua sudah memasuki ruangan pelatihan. Fasilitator yang terdiri dari relawan IBU mengajak anak-anak untuk senam bersama di lapangan sambil bernyanyi. Sebagian besar anak-anak mengikuti gerakan yang dicontohkan namun sebagian besarnya lagi terlihat melakukan gerakannya sendiri. Kemudian setelah senam di lapangan, fasilitator memandu anak-anak untuk bermain permainan mencari harta karun. Permainan ini ditujukan agar anak-anak bisa menyalurkkan energi melalui kegiatan-kegiatan fisik sehingga ketika sesi mendongeng dilaksanakan, diharapkan anak-anak dapat lebih tenang menikmati. Dibagi menjadi beberapa kelompok kecil, anak-anak diarahkan oleh fasilitator, kemudian dongengpun dibacakan. Dengan menggunakan buku cerita dan boneka jari, pembacaan dongeng dapat lebih menarik perhatian anak. Kejelasan intonasi dan mimik wajah fasilitatorpun sangat berpengaruh pada fokus anak ketika mendengarkan dongeng yang diceritakan. Setelah mendongeng selesai, anak-anak kembali bersatu dalam kelompok besar untuk menggambar, melempar bola, bermain ular naga, dan ditutup dengan bernyanyi bersama.
Berbarengan dengan berakhirnya sesi parenting, sesi anakpun selesai dilaksanakan. Kegiatanpun ditutup dengan foto bersama.