5 Aspek Dasar Pengembangan Anak Usia Dini

5 Aspek Dasar Pengembangan Anak Usia Dini

Narasumber: Puspita Adhi Kusuma Wijayanti, M.Psi, Psikolog (Psikolog Anak)

“Pendidikan pada anak usia dini tidak melulu harus di sekolah formal, sebab dapat juga dilakukan dengan pengasuhan orang tua di luar sekolah formal, yang terpenting adalah orang tua atau care giver mengenali dan dapat memahami kunci dari lima aspek yang berkembang pada anak usia dini dengan tepat, sehingga dapat memberikan pendidikan dan pengasuhan pada anak usia dini dengan tepat”

Puspita Adhi Kusuma Wijayanti, M.Psi, Psikolog

[av_hr class=’short’ height=’50’ shadow=’no-shadow’ position=’center’ custom_border=’av-border-thin’ custom_width=’50px’ custom_border_color=” custom_margin_top=’30px’ custom_margin_bottom=’30px’ icon_select=’yes’ custom_icon_color=” icon=’ue808′ font=’entypo-fontello’ admin_preview_bg=” av_uid=’av-29u2kd’]

[av_dropcap1]A[/av_dropcap1]nak usia dini dimulai pada rentang usia 2 hingga 6 tahun (Hurlock, 1999). Sangat penting untuk mengetahui dan memahami aspek apa saja yang terdapat pada anak usia dini, hal ini dikarenakan pada rentang usia 2 hingga 5 tahun atau awal masa kehidupan anak merupakan golden age bagi anak. Pada golden age, perkembangan kognisi pada anak berkembang pesat sehingga perlu mengembangan aspek-aspek lainnya yang ada pada anak. Berdasarkan hasil interview dengan salah satu Psikolog, Puspita Adhi Kusuma Wijayanti, M.Psi, Psikolog, beliau menyatakan bahwa terdapat lima aspek yang perlu dikenali oleh orang dewasa; dalam hal ini yaitu guru, care giver atau orang tua, pada anak usia dini.

1. Aspek Kognitif
Aspek kognitif membahas terkait kreativitas, logika untuk memecahkan masalah, serta daya cipta. Hal ini dapat dilatihkan pada anak usia dini dengan mengajaknya bermain dengan permainan-permainan yang akan merangsang otaknya untuk berpikir, memecahkan masalah, serta menguji kreativitasnya seperti bermain puzzle dan bercerita yang merangsang anak untuk bertanya lebih lanjut.

2. Aspek Bahasa
Aspek bahasa membahas bagaimana anak dapat berkomunikasi dengan orang lain sehingga anak akan mampu menyampaikan emosi yang dirasakan oleh diri sendiri dengan asertif atau dengan kata lain tanpa menyakiti orang lain dan mengganggu lingkungan di sekitarnya. Hal ini dapat dilatihkan pada anak usia dini dengan memperkenalkan beragam kosa kata dalam kehidupan sehari-hari melalui bernyanyi. Menonton film, bercerita, dan berdiskusi, dengan demikian kosa kata yang dimiliki anak akan bertambah banyak.

3. Aspek Sensori Motorik
Aspek sensori motorik membahas sensori motorik kasar dan juga sensori motorik halus. Penelitian zaman sekarang banyak mengungkapkan pentingnya mengembangkan sensori motorik pada anak untuk kesiapan belajarnya. Motorik kasar dapat dilatihkan dengan cara mengajarinya melompat, menendang bola, melemparkan bola, dan aktivitas sederhana lainnya. Sedangkan untuk motorik halus dapat dilatihkan dengan cara mengajarinya menulis, mengikat tali sepatu, memasangkan kancing pada baju, mewarnai gambar, menggunting, meronce, dan aktivitas sederhana lainnya.

4. Aspek Emosional
Aspek emosional membahas bagaimana anak dapat merasakan emosi yang sedang dirasakan dengan tepat. Orang tua atau guru harus lebih memahami kondisi yang sedang terjadi pada anak, kemudian melatih anak untuk mengetahui jenis emosi apa yang dirasakan. Misalnya ketika anak dapat mewarnai tanpa keluar garis, maka emosi yang dapat dirasakan adalah emosi senang, bahagia, atau bangga. Orang tua harus dapat membedakan semua jenis emosi sehingga dapat dengan mudah memberikan label bahwa emosi yang sedang dirasakan adalah emosi apa dan apa saja yang dapat menyebabkan emosi tersebut muncul atau dirasakan.

5. Aspek Sosial
Aspek sosial membahas bagaimana anak dapat berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan di sekitarnya. Aspek sosial dapat berkembang dengan cara melatihkan anak untuk bersabar untuk mendapatkan sesuatu, kemudian melatih anak untuk mengantri mainan ketika mainan tersebut sedang digunakan oleh orang lain, melatihkan simpati dan empati anak untuk saling berbagi, menolong, dan hal lainnya.

Kelima aspek tersebutlah yang menjadi kunci pengembangan anak usia dini. Kelima aspek tersebut sebaiknya dipenuhi oleh anak usia dini, sebab apabila terdapat salah satu aspek yang tidak terpenuhi maka akan mempengaruhi pada tahap perkembangan selanjutnya, terutama ketika anak sudah menjadi dewasa nantinya.

 

References

  • Hurlock, E. B. (1999). Developmental Psychology: A Life-Span Approach. New York: McGraw-Hill, Inc.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

toto slot toto togel situs toto https://www.kimiafarmabali.com/