Teluk Kiluan, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung merupakan salah satu daerah yang terdampak dari silent tsunami Selat Sunda di penghujung tahun 2018. Tercatat 1 korban meninggal dunia (anak berumur 4 tahun) dan beberapa kerugian materil lainnya, seperti kerusakan perahu nelayan dan fasilitas guest house. Walaupun tidak banyak kerusakan pada pemukiman masyarakat, selama sekitar 4-5 hari penduduk masih ketakutan untuk tinggal di rumah mereka dan memilih untuk mengungsi (tinggal) di tenda-tenda darurat di wilayah perbukitan di sekitar rumah mereka.
Dampak lain yang dirasakan penduduk adalah sepinya kunjungan wisatawan di Teluk Kiluan, yang sangat terkenal dengan potensi bahari seperti ikan lumba-lumba dan paus yang kerap muncul di daerah teluk kiluan ini.
“Biasanya Kalo malam tahun baru, guest house tidak pernah cukup (untuk menampung wisatawan), sampai ada yang pakai tenda. Tapi tahun ini semua guest house rata-rata kosong, tidak ada pengunjung” kata Komang, aparatur Desa Kiluan.
Saat ini (per-tanggal 5 Januari 2019)
Keadaan Di Teluk Kiluan relatif mulai normal kembali. Masyarakat sudah mulai melaksanakan aktivitas seperti biasa seperti melaut (nelayan). Selain itu kegiatan sosial keagamaan juga mulai berjalan seperti biasanya.
Tinggal bagaimana kesiapsiagaan masyarakat setempat (termasuk pengelola tempat wisata serta wisatawan) untuk menghadapi risiko bencana yang dapat terjadi di wilayah mereka. Dari hasil observasi dan wawancara dengan penduduk sekitar, belum ada sistem peringatan dini yg baku (dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya) selain informasi dari media sosial. Selain itu juga belum terdapat jalur dan petunjuk evakuasi yang dapat menjadi panduan bagi masyarakat dan wisatawan.
Semoga saja aktivitas vulkanik anak Gunung Krakatau dapat segera berakhir dan geliat ekonomi masyarakat Kiluan dapat kembali normal, yang tentu saja dengan upaya pengurangan risiko bencana dari semua pihak karena bencana adalah sejarah yang kerap berulang.
Kiluan, 5 Januari 2019
Tim Assesment IBU for Lampung