Nanang (40) adalah salah satu penyintas gempa dan tsunami yang terjadi di Sulawesi Tengah pada 28 September 2018. Beliau merupakan penduduk di Desa Loli Tasiburi, Kecamatan Banawa, Kabupaten Donggala. Ayah dari empat orang anak ini sedang menyetir mobil yang mengangkut semen dari arah Tonase ke Loli Tasiburi pada saat gempa dan tsunami terjadi. Saat melihat air laut yang naik sampai sekitar 8 meter, Nanang pun melompat keluar dari mobil dan berusaha berlari. Nanang lalu di temukan di bawah tumpukan kayu dan sebuah mobil setelah terseret tsunami sekitar 300 meter. Selama terseret arus tsunami tersebut, Nanang berjuang untuk tetap bertahan dengan mencoba menahan nafasnya sampai air surut.
Saat ditemui oleh tim IBU, Nanang masih mengalami kesulitan dalam berjalan dan masih menggunakan tongkat pembantu. Nanang mengalami banyak luka-luka berat di sekujur tubuhnya yang menyebabkan Nanang kesulitan dalam berjalan dan bergerak. Lelaki yang berprofesi sebagai nelayan ini sempat dirawat di rumah sakit di daerah Palu selama hampir dua minggu sebelum akhirnya di bawa ke puskemas di Toli-toli.
Nanang tidak lagi melakukan pemeriksaan rutin di rumah sakit dan hanya memeriksakan diri melalui mobile clinic yang datang ke posko-posko pengungsian di Desa Loli Tasiburi. Sekarang Nanang sudah kembali tinggal di rumahnya walaupun keadaan rumah yang retak akibat gempa. Nanang mengaku masih merasa takut untuk tinggal kembali di rumahnya karena takut akan adanya gempa susulan. Namun karena keterbatasan ekonomi, ia tetap harus kembali tinggal di rumahnya. Nanang belum bisa bekerja dan berkegiatan seperti sebelumnya karena luka-luka yang dialaminya, juga karena perahunya yang hancur akibat gempa dan tsunami. Sampai saat ini, Nanang dan para nelayan Loli Tasiburi masih sangat mengharapkan datangnya bantuan dalam bentuk apa pun terutama bantuan medis dan alat kerja karena seluruh aktivitas nelayan lokal lumpuh.