Setiap hari Sabtu minggu kedua dan keempat, workshop kriya disabilitas diselenggarakan di Gedung Indonesia Menggugat. Kegiatan tersebut menjadi agenda rutin gedung yang beralamat di JL Perintis Kemerdekaan, No. 5, Babakan Ciamis, Sumurbandung itu. Materi yang dibawakan setiap dua minggunya berbeda-beda. Kali ini, workshop kreatif kedua yang dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 02 April 2016 memilih berkreasi dengan mengolah bahan kain menjadi tas yang lucu.
Kegiatan dimulai pada pukul 10.00 WIB dengan pengantar tema acara secara singkat. Dilanjutkan oleh pemateri dari Cotton Industries mengenai pengenalan alat dan bahan yang dibutuhkan kepada peserta. Setelahnya, alat dan bahan dibagikan, proses pembuatan tas pun dimulai.
Para peserta yang mengikuti kegiatan ini terdiri dari para pendamping anak disabilitas, orang tua, anak usia dini, dan kader RBM (Rehabilitasi Berbasis Masyarakat) dari Kota Bandung. Para anak dengan disabilitas pun dalam kegiatan ini turut menjadi peserta dengan didampingi oleh relawan. Dengan kondisi tahap perkembangan yang berbeda-beda, relawan memerlukan waktu lebih lama dalam mendampingi anak untuk setiap proses pembuatan tas kain dalam lokakarya ini. Berkaitan dengan hal tersebut, mbak Rita sebagai pemateri memberikan pendampingan satu persatu baik kepada pendamping orang tua anak maupun kepada relawannya sehingga hasil karya tas kain dapat selesai dibuat.
Jelang satu jam untuk istirahat makan siang, kegiatan berlanjut pada proses pembuatan bagian penutup tas. Sambil memeriksa hasil karya peserta, relawan IBU berbincang-bincang kecil bersama mbak Rita. Sebagai pelaku di dunia handcraft, perempuan berambut pendek ini mengatakan bahwa dirinya sangat ingin berkontribusi bagi anak-anak dengan disabilitas. Dengan berbagi pengetahuan dalam mengolah alat&bahan sederhana menjadi barang yang bernilai, beliau berharap mereka dapat produktif dan memiliki pendapatan untuk kebutuhan kesehariannya.
Senada dengan mbak Rita, penanggung jawab GIM Ibu Nunun pun mendukung kegiatan workshop rutin tersebut. Beliau bahkan berkeinginan untuk mengkhususkan hari Sabtu sebagai hari kegiatan anak dengan disabilitas di gedung tersebut. “Tidak hanya dua minggu sekali, kalau bisa setiap minggu ada kegiatan begini.” ucapnya penuh semangat.
Ditulis oleh: Dini Zakia