Salah satu bentuk investasi jangka panjang yang diberikan dalam project SRAP fase 2 di project site Subang adalah pemberian investasi dalam bentuk bibit tanaman-tanaman keras. Tanaman keras ini dalam jangka waktu yang panjang yang kemudian akan dijual untuk mendampingi dan memenuhi apa yang diinginkan oleh warga PAP/non PAP. Namun dalam prosesnya, bibit tanaman keras yang sudah didistribusikan sebelumnya tidak berjalan dengan optimal karena sekitar 30% dari bibit tersebut gagal ditanam dikarenakan oleh berbagai faktor seperti musim kemarau yang berkepanjangan dan terjadi kebakaran lahan kebun di desa Ciparungsari yang disewa sehingga semua tanaman yang habis terbakar.
Kegiatan pengambilan bibit tanaman keras dilakukan di Tanggal 18- 20 Desember 2015. Namun, yang disediakan oleh pihak BPDAS Bogor hanya 3 jenis yaitu: Akasia Magnium, Mahoni, dan Aprika dengan jumlah bibit yaitu 10.000 pohon. Pemberian bibit tanaman keras dilakukan oleh tim Community Facilitator bersama mitra langsung dengan mendistribusikan langsung tanaman keras ke 16 desa/kelurahan mulai tanggal 19-20 Desember 2015.
Program pemberian tanaman keras ini dapat dijadikan sebagai contoh bagi semua masyarakat tidak hanya untuk warga PAP tapi juga untuk masyarakat desa yang terkena dampak pembangunan jalan tol, juga bahwa penghijauan ditanah yang gundul/kosong sangat penting. Hal ini bertujuan untuk mencegah erosi dan memanfaatkan kembali tanah sisa pembagunan tol yang tidak dijadikan kawasan penghijauan kemudian manfaat yang didapat dari penghijauan tersebut adalah dapat menambah kapasitas penyimpanan cadangan air di dalam tanah karena pasca pembangunan jalan Tol Cikopo-Palimanan tersebut banyak jalur pengaliran air dalam tanah terputus bahkan hilang. Maka dari itu, sebagai alternatif penyokong air tanah tersebut yaitu penanaman kembali di lahan sekitar jalan tol yang masih kosong.
