MI (Micronutrient Initiative) bersama IBU mengadakan pertemuan dengan staf dinas kesehatan sebanyak 56 orang yang terdiri dari beberapa kabupaten di Provinsi Jawa Barat untuk melakukan review program peningkatan kepatuhan dan cakupan tablet tambah darah pada ibu hamil. Kegiatan ini dilaksanakan di Nexa Hotel pada tanggal 22 Desember 2016.
Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka pemaparan hasil dari pelaksanaan program tablet tambah darah se provinsi Jawa Barat. MI memberikan kesempatan untuk Kabupaten Kuningan dan Bandung Barat untuk memaparkan hasil dari program ini. Sesi tersebut dilaksanakan dengan ceramah kemudian moderator memberikan sesi tanya jawab untuk peserta lain. Selain itu, hadir pula perwakilan dari Kementerian Kesehatan Indonesia untuk memberikan pemaparan hasil sumarisasi terkait program tablet tambah darah pada ibu hamil di tahun 2016 dan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab.
Sesi dilanjukan dengan sesi diskusi kelompok. Peserta dibagi dalam 6 kelompok yang terdiri dari masing-masing kabupaten dan kota di Jawa Barat yang hadir. Setelah itu, peserta diberikan pengenalan mengenai metode bottle neck analysis untuk mencari tahu hambatan yang ditemui di masing-masing daerah dalam pelaksanaan program pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil. Metode tersebut untuk memudahkan identifikasi tantangan dan pencapaian untuk menentukan rencana tindak lanjut tahun 2017 di wilayah kerja masing-masing.
Berikut poin-poin pada bottle neck analysis:
a. Policy/Planning adalah hal-hal terkait peraturan, perencanaan. Misalnya adanya SK/PERDA/PERGUB yang mendukung program suplementasi TTD untuk ibu hamil, integrasi program ke dalam perencanaan pembangunan daerah, dll
b. Budget/Financing adalah hal-hal terkait anggaran. Misalnya sudah tersedianya anggaran senilai …% untuk suplementasi TTD bumi dan pihak mana yang menjadi pengelola.
c. Supply sides menyangkut hal-hal yang dilakukan oleh penyedia layanan, khususnya Dinkes. Misalnya kegiatan peningkatan kapasitas(training, pendampingan) yang dilakukan secara mandiri oleh Dinkes Kabupaten kepada Puskesmas dan pihak lainnya, monitoring dan evaluasi rutin, promosi TTD (baik itu dalam kegiatan event atau integrasi dengan bidang program lain), kualitas/kapasitas dari tenaga kesehatan yang terkait dengan suplementasi TTD, dll
d. Demand sides menyangkut hal-hal dari penerima layanan, khususnya Ibu Hamil. Misalnya kepatuhan mereka meminum tablet TTD, keingintahuan mengenai tablet TTD, persepsi mereka terhadap TTD (contoh dianggap membuat mual, tidak suka, TTD bagus), dan lain-lain
e. Cross Cutting Issue menyangkut hal-hal lain yang mempengaruhi program suplementasi TTD untuk ibu hamil. Contohnya nilai-nilai budaya/mitos, prioritas program pemerintah di tahun berjalan, situasi politik, dll.
Setelah masalah ditemukan,peserta diarahkan untuk membuat rencana tindak lanjut. Rencana Tindak Lanjut tersebut dipresentasikan oleh perwakilan masing-masing peserta kelompok. Hasil presentasi ditanggapi oleh DR. Marion Siagian, drg., M.Epid selaku Kepala Bidang Yankes Dinkes Provinsi Jawa Barat. Dalam tanggapannya beliau menjelaskan, “Secara umum, yang banyaknya terjadi ialah pada mitos. Kenapa harus dipermalasahkan besar ya? Kita bisa saja gandeng tokoh agama. Lintas sector perbesar lagi. Kalau mitos masih menjadi masalah besar, maka kita bisa saja tidak dipercaya lagi. Diharapkan tahun depan 30% orang luar selain kesehatan bisa memahami dan bisa ikut mensosialisasikan masalah kesehatan ini.”