Sikap Orang Tua Menanggapi Isu Vaksin Palsu

Disusun oleh: Mochamad Andi

Adanya informasi mengenai peredaran vaksin palsu sejak tahun 2013, tentunya berpotensi menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat juga termasuk tenaga kesehatan.
Keresahan tersebut juga secara langsung akan timbul pada kalangan ibu yang memiliki bayi dibawah dua tahun (baduta) dan ibu yang memiliki bayi di bawah lima tahun (balita), karena usia tersebut merupakan usia dimana bayi diwajibkan untuk mendapatkan 5 imunisasi dasar seperti BCG, Hepatitis B, Polio, DTP, Campak.
Sampai artikel ini diterbitkan, belum ada informasi resmi mengenai hasil penyelidikan seperti distribusi vaksin, data pembeli, ciri vaksin, termasuk kandungan vaksin, namun sebagai orang tua tentunya kita harus memiliki kesadaran dalam menanggapi wacana ini.
Kami mengumpulkan beberapa poin dari Ikatan Dokter Anak Indonesia yang harus diperhatikan oleh orangtua, yaitu
1. Menurut Ikatan Dokter Indonesia (IDAI), kandungan “vaksin palsu”, yaitu sediaan berlabel vaksin yang ditemukan di tempat kejadian perkara, hanya bisa diketahui melalui pemeriksaan khusus yang dilakukan di laboratorium Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Oleh karena belum ada laporan resmi hasil pemeriksaan laboratorium BPOM mengenai kandungan “vaksin” tersebut, maka Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang diperkirakan akan terjadi belum dapat ditentukan. Karena belum terdapat laporan resmi mengenai kandungan sediaan berlabel vaksin tersebut, maka sediaan tersebut saat ini dianggap sebagai vaksin tidak berkhasiat. Berita yang beredar saat ini adalah vaksin tidak berkhasiat tersebut berisi antibiotik gentamisin, pelarut vaksin, serta cairan infus.
2. Menurut Ikatan Dokter Indonesia (IDAI), apabila vaksin yang tidak berkhasiat itu benar Gentamisin, maka risiko dampak panjangnya kecil, karena dosis yang masuk kemungkinan jauh lebih rendah dari yang diperkirakan.
3. Cairan pelarut vaksin berisi aqua pro injection atau cairan garam fisiologis. Keduanya aman apabila terserap ke dalam tubuh.
4. Cairan infus secara umum berisi elektrolit dan gula yang terlarut dalam air. Terdapat berbagai macam cairan infus, namun secara umum aman apabila terserap ke dalam tubuh.
5. Kemungkinan risiko dampak jangka pendek penyuntikan vaksin tidak berkhasiat adalah alergi terhadap komponen tertentu dalam sediaan atau infeksi akibat proses pembuatan yang tidak memenuhi standar sterilitas khusus untuk produksi vaksin. Dampak jangka pendek ini dapat terlihat segera setelah penyuntikan sampai sekitar 72 jam setelahnya.
6. Apabila ada timbul gejala penyakit atau reaksi yang tidak diinginkan setelah pemberian imunisasi, mohon segera kembali ke tempat dilakukan vaksinasi, agar anak dapat dipantau dan kejadian tersebut dilaporkan ke Dinas Kesehatan dan dikaji oleh Pokja KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi). Kejadian yang dilaporkan akan dianalisis apakah ada hubungan dengan vaksin atau tidak.
7. Imunisasi tetap perlu dilanjutkan sesuai jadwal. Pengurus Pusat IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) telah menginstruksikan semua dokter spesialis anak anggota IDAI untuk memeriksa sumber pembelian vaksin dan harus dari distributor resmi atau Dinas Kesehatan. Bila diragukan maka vaksin tidak boleh diberikan pada pasien. Mintalah dokter atau tenaga kesehatan yang akan melakukan tindakan imunisasi untuk memeriksa dulu keutuhan vial (kemasan vaksin), etiket vaksin, tanggal kadaluarsa vaksin, penanda suhu, dan tampilan fisik vaksin (warna, kejernihan, endapan).
8. Vaksinasi anak anda di puskesmas dan posyandu selain murah juga risiko mendapatkan vaksin palsu sangat rendah.
Beberapa point di atas, menjelaskan bagaimana langkah kita sebagai orang tua untuk memeriksakan keadaan anak kita sekaligus langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam merespon pemberitaan vaksin palsu saat ini. Selain itu, apabila masyarakat menemukan informasi terkait vaksin palsu di daerahnya bisa melaporkan secara langsung ke Puskesmas atau Dinas Kesehatan setempat. Kementerian Kesehatan membuka hotline di nomor 1500567 untuk warga yang ingin bertanya atau memberikan informasi terkait vaksin palsu. Hotline ini merupakan hotline Kemenkes yang buka selama 24 jam.

Referensi :
1. Ikatan Dokter Anak Indonesia
2. Ikatan Dokter Indonesia

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

toto slot toto togel situs toto https://www.kimiafarmabali.com/