Nama saya Eka, seorang mahasiswa tingkat akhir di suatu perguruan tinggi negeri di Bandung. Saya adalah seorang yang tengah mengikuti rangkaian kerelawanan di lembaga IBU Foundation. Dalam rangkaiannya kali ini, saya tengah di ajak untuk berkunjung ke tempat dimana salah satu program lembaga dijalankan. Bersama ketiga rekan saya yang sama-sama peserta rangkaian kerelawanan (Adit, Ruswanto, dan Siti Sachlia) dan keempat fasilitator, saya menggunakan kendaraan bermotor menuju kecamatan Babakan Ciparay di kota Bandung.
Sesampainya saya di Babakan Ciparay. Saya bertemu dengan Ibu Dian yang merupakan seorang kader RBM di
kecamatan tersebut. Ibu Dian terlihat seorang yang gemar sekali bercerita, karena dalam proses wawancara yang kami lakukan tanpa harus ditanyai, Ibu Dian sudah banyak bercerita mengenai program tersebut. Banyak cerita suka duka yang dialami ibu Dian sebagai kader RBM. Mulai dari kesulitan membawa anak disabilitas ke tempat terapi, hingga dimarahi oleh orang tua anak disabilitas yang malu dengan keadaan anaknya. Ini menjadi pengalaman menarik bagi saya mendengar segudang cerita dari bu Dian dengan sedikit guyonan yang dilontarkan mengenai pengalamannya sebagai kader RBM di program ini. banyak pelajaran yang dapat diambil, dan juga banyak pengalaman yang bisa diresapi.
Setelah dari ibu Dian, saya bersama rekan-rekan saya menuju ke narasumber berikutnya. Narasumber berikutnya ini merupakan pengurus FKKADD, yang artinya narasumber ini merupakan orang tua dengan anak disabilitas. Banyak keluh kesah yang dirasakan oleh orang tua dengan disabilitas ini. Seperti sulitnya menanggulangi biaya terapi hingga malu dengan masyarakat sekitar dengan keadaan anak yang berbeda kebutuhannya dengan anak yang lain. Namun dengan adanya FKKADD ini, orang tua dengan anak disabilitas seakan mempunyai wadah berbagi dengan orang tua lain yang sama memiliki anak dengan kebutuhan khusus. Tidak lagi merasa sendiri dengan kesulitan yang dihadapi.
Selama field visit ini, saya banyak sekali mendapat pandangan baru mengenai community development dari program IBU Foundation. Sasaran intervensi bukan selalu kearah mereka yang membutuhkan pertolongan secara langsung, akan tetapi banyak pihak yang dapat ditingkatkan keberfungsiannya sehingga dapat mengentaskan permasalahan yang ada di sekitarnya. Masyarakat seperti kader, dan orang tua anak disabilitas itu sendiri dijadikan pihak yang menjadi lebih berdaya, yang selanjutnya dapat berpengaruh kepada perkembangan anak. Sehingga masyarakat tidak akan selamanya bergantung kepada bantuan yang ada diluar masyarakat yang mengalaminya itu sendiri. Dalam field visit ini saya belajar lebih banyak mengenai kemandirian masyarakat.