Laporan Situasi Banjir Kabupaten Bandung, Rabu 10 April 2013

Laporan Situasi Banjir, Kabupaten Bandung

 

Situasi Umum

Curah hujan dengan intensitas tinggi diperkirakan akan terus terjadi di Kabupaten Bandung sampai akhir April 2013. Banjir telah merendam 22 desa di delapan kecamatan di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, sejak sepekan terakhir dengan ketinggian air antara 2 meter hingga 2,5 meter.

Banjir itu telah menggenangi desa-desa di Kecamatan Dayeuhkolot, Baleendah,Ketapang, Banjaran, Bojongsoang, Ciparay, Majalaya, dan Kecamatan Rancaekek. Ada sekitar 1.418 keluarga yang menjadi korban banjir, dan 4.779 orang 14 diantaranya ibu hamil mengungsi ke tempatyang lebih aman.

Pihak berwenang telah menetapkan sebagai situasi tanggap darurat terkait banjirdi wilayah Bandung Selatan tersebut. Status tanggap darurat sudah ditetapkansejak 23 Maret 2013 dan diperpanjang tiga kali karena banjir yang sempat surut kembali meninggi. Status tanggap darurat ini akan berakhir pada hari Jum’at 12 April 2013.

 

Kajian Awal

Yayasan IBU melakukan pengkajian bersama-sama denganYayasan Sadagori Indonesia dengan  mengirimkan 5 relawan ke lokasi bencana dan pengungsianpada hari Rabu, 10 April 2013. Kajian tersebut dilakukan terhadap pengungsiandi Dayeuhkolot (kantor PLN) dan Baleendah (Rusunawa Baleendah).

Pada dasarnya, tempat pengungsian di Dayeuhkolot tersebar di beberapa titik, tetapi pengungsian dengan jumlah pengungsi terbanyak terdapat di kantor PLN Dayeuhkolot. Sedangkan tempat pengungsian di Baleendah,titik pengungsian terpusat di Rusunawa Baleendah. Status tanggap darurat akan berakhir pada hari Jumat, 12 April 2013.

Respon beragam telah dilakukan oleh BPBD, Dinas Sosial Kab. Bandung, dan PMI dengan menyediakan barang-barang kebutuhan yang mendesak khususnya makanan, hunian,dan air bersih. PMI telah mendirikan dapur umum untuk memenuhi kebutuhanmakanan para pengungsi dengan penyediaan makanan 2 kali sehari bagi para pengungsi. Puskesmas melakukan pemeriksaankesehatan para pengungsi sebanyak dua kali selama seminggu terakhir ini. Untuk kesehatan telah disiapkan ambulance untuk mengantar pasien ke puskesmas dan rumah sakit terdekat yang berwaktu tempuh kurang lebih 10 menit.

PDAM memberikan bantuan berupa air bersih yang dipasok setiap hari dan ditampung dalam 5 tangki air dengan kapasitas masing-masing sebesar 2000 liter. Kebutuhan air yang dipasok PDAM digunakan untuk kebutuhan MCK pengungsi. Namun, tempat penampungan air untuk pendistribusian pemakaiannya seperti ember, jerigen, dan gayung dirasa masih kurang. Sedangkan kebutuhan air untuk memasak dipasok oleh BPBD.

Dalam tempat pengungsian Rusunawa ini terdapat 3 blok gedung. Dalam setiap blok terdapat 3buah WC yang saat ini digunakan untuk para pengungsi. WC tersebut belum dialiri air mengingat pembangunan Rusunawa yang belum selesai. Selain itu, pengungsi juga menggunakan WC masjid dan kwarcab untuk memenuhi kebutuhan MCK. Jumlah WC dirasa kurang pada titik pengungsian ini. Namun, mengingat lahan yang digunakan adalah lahan pemilik Rusunawa, maka pembangunan WC darurat tidak dapat dilakukan.

Dinding dan alas camp pengungsian sebagian besar berupa terpal. Shelter pengungsian dirasa cukup baik dan aman untuk hunian sementara para pengungsi. Tetapi tidak adanya pemisah antar gender dan antar KK mengakibatkan camp terlihat kurang rapi dan bersih. Pemerintah melalui Dinas Kebersihan secara berkala mengangkut sampah yang ada pada pengungsian, akan tetapi ketidakadaan tempat sampah bersama sebelum Tempat Pembuangan Sampah Sementara berpotensi menimbulkan penyakit setelah bencana.

Sumber BPBD Kabupaten Bandung

Kajian Kebutuhan

Para pengungsi umumnya sudah menerima kebutuhan dasar secara cukup. Namun demikian setelah dilakukan assesment lebih detail ke tempat pengungsian masih ditemukan kesenjangan. Dibawah ini kebutuhan dasar yang diperlukan oleh pengungsi :

1. Kebutuhan untuk penyimpanan air bersih untuktiap-tiap KK (dimana dibutuhkan tempat penyimpanan 10-20 liter sekurang-kurangnya 2 tempat penyimpanan air untuk setiap KK)
2. Kebutuhan akan MCK yang layak, baik secara jumlah maupun kualitas (belum adanya pemisahan MCK berdasarkan gender dan 1 MCK digunakan oleh lebih dari 20 orang per hari)
3. Diperlukannya tempat-tempat sampah dipengungsian untuk meminimalisasi resiko penyakit paska bencana (kebutuhan adalah tempat sampah 100 liter untuk 10 KK)
4. Dibutuhkan tenaga untuk membersihkan lumpur dan sampah akibat banjir untuk mencegah potensi terjadinya penyakit paska bencana.

Dokumentasi Kegiatan Assessment

 

Kondisi Pengungsian

Koordinasi dengan BPBD Kab Bandung

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

toto slot toto togel situs toto https://www.kimiafarmabali.com/