[Update] Situation Report Bencana Banjir dan Longsor di Kabupaten Bandung 26 November 2012

LAPORAN SITUASI BANJIR DAN LONGSOR KABUPATEN BANDUNG #4

Situasi Umum
Sejak hari Minggu 18 November 2012, hujan deras terus turun di wilayah Bandung. Sejak 3 hari pasca banjir, para pengungsi telah kembali ke rumah dari lokasi penampungan mereka dikarenakan banjir telah surut. Kebanyakan dari mereka sekarang tengah disibukan dengan membersihkan lumpur dan sampah yang diakibatkan oleh banjir pada minggu yang lalu.

Evakuasi korban tertimbun longsor di Sadu telah dinyatakan ditutup oleh BPBD Kabupaten Bandung per hari Minggu 25 November 2012. Korban yang dilaporkan terkubur oleh longsor tidak diketemukan dan diduga terseret oleh aliran sungai di dasar lokasi longsor.
Survey Kebutuhan dan Tanggap Bencana

Sejak hari Minggu 18 November 2012, IBU Foundation telah mengirimkan 4 anggota ERT untuk melakukan survey/assessment dan kegiatan tanggap bencana terhadap banjir dan longsor di Kabupaten Bandung.

IBU Foundation memfokuskan diri kegiatan response bencana di 3 lokasi kejadian yaitu Desa Pameuntasan – Kecamatan Kutawaringin, Desa Bale Endah – Kecamatan Bale Endah and Desa Dayeuhkolot. Berikut merupakan data terkini mengenai populasi yang terkena dampak bencana di ketiga lokasi tersebut.

Pangan dan Non Pangan
Secara umum kebutuhan akan pangan dan barang non pangan sudah tercukupi, kebanyakan dari korban telah mendapatkan bantuan dari berbagai kelompok masyarakat. Pakaian dan mie instan menumpuk di sebagian besar lokasi, bantuan tersebut diterima masyarakat melalui Posko Bencana yang ada di lokasi.

Kesehatan
Tidak diketemukan peningkatan yang signifikan terhadap penyakit diare dan penyakit-penyakit lain yang biasa terjadi setelah bencana. Masyarakat memiliki akses yang baik terhadap pelayanan kesehatan yang disediakan oleh Puskesmas ataupun balai pengobatan gratis yang didirikan oleh masyarakat. Tetapi dikarenakan lokasi masi banyak yang tertutup lumpur dan genangan air, resiko terjangkitnya masyarakat terhadap penyakit diare dan penyakit lain yang disebabkan oleh kondisi air tetap harus diperhatikan.

Air dan Sanitasi
Para korban telah memiliki akses yang cukup terhadap air bersih. Jaringan PDAM di Desa Pameuntasan sudah kembali berjalan normal. Di beberapa lokasi PDAM Kabupaten Bandung telah menyediakan layanan tanki air.

Psikososial
Dari observasi tim psikososial IBU Foundation terhadap kondisi psikologis para korban dapat dinyatakan bahwa para korban berada pada kondisi yang baik. IBU Foundation berpendapat diperukan adanya pelatihan psikososial untuk para huru sehingga mereka dapat membantu anak-anak korban bencana dengan lebih baik lagi.

Pendidikan
Kebanyakan kegiatan belajar mengajar di sekolah berjalan dengan baik, termasuk di SDN Ciseah yang sempat ditutup karena banjir. Beberapa siswa sudah memiliki alat sekolah untuk kembali bersekolah. Para orangtua siswa berpendapat bahwa masih dibutuhkan bantuan untuk tas sekolah dan seragam.

Evakuasi Korban Longsor
Evakuasi korban tertimbun longsor di Sadu telah dinyatakan ditutup oleh BPBD Kabupaten Bandung, korban tidak diketemukan dan diduga terseret oleh aliran sungai di dasar lokasi longsor.

Kesiapsiagaan Masyarakat untuk Bencana Banjir
IBU Foundation telah melaksanakan survey Pengurangan Resiko Bencana di Pameuntasan, Baleendah and Dayeuhkolot untuk melihat kapasitas masyarakat di bidang pengurangan resiko bencana dan kemampuan untuk mengatasi kondisi serupa di masa yang akan datang.
Masyarakat di Pameuntasan tidak memiliki kesiapsiagaan yang baik untuk bencana banjir karena mereka tidak memiliki pengalaman untuk hal serupa di masa lalu. Mereka terbiasa dengan banjir kecil setinggi 30 cm yang sering terjadi di musim hujan. Mereka tidak pernah menyangka akan terjadinya banjir setinggi 2 m dalam waktu yang singkat. Kebanyakan korban kehilangan kekayaan mereka termasuk beberapa dokumen penting seperti akta kelahiran, sertifikat atau surat-surat kepemilikan tanah, ijasah, dan lain-lain.
Masyarakat di Baleendah dan Dayeuhkolot memiliki kesiapsiagaan yang lebih baik karena mereka secara berkala menjadi korban banjir hampir setiap tahun, akan tetapi hal tersebut belum terorganisir dengan baik. Beberapa keluarga sudah memiliki pengetahuan mengenai bagaimana menyelamatkan dokumen berharga mereka dibandingkan dengan di Pameuntasan.
Tidak ada organisasi berbasis masyarakat yang bekerja untuk mengurani resiko banjir di ketiga lokasi tersebut, tidak ada jalur evakuasi, dan tidak pernah dilakukan simulasi terhadap resiko bencana banjir. Petinggi masyarakat tidak memiliki kemampuan yang baik untuk mengelola barang bantuan dan donasi dari masyarakat umum baik dalam hal pendistribusian maupun penyimpanannya. Pengelolaan tempat pengungsian belum berjalan baik, tidak ada kelompok yang mengurus dapur umum, akses terhadap kamar mandi, dan mengurus kondisi penampungan yang baik.

RENCANA RESPON IBU FOUNDATION
Rencana Jangka Pendek (1-2 minggu)

– IBU Foundation akan terus memobilisasi sumber daya untuk tetap melanjutkan tanggap bencana banjir.
– IBU Foundation telah berkoordinasi dengan beberapa organisasi kesehatan, mereka adalah Atlas Medical Pioneer, Alumni FK-UNPAD untuk mendukung Puskesmas dalam menjalankan pengobatan keliling apabila masih dibutuhkan.
– IBU Foundation telah melakukan promosi kesehatan dan kebersihan di Desa Pameuntasan yang didukung dengan distribusi Alat Kebersihan Pribadi yang dilakukan bersama-sama dengan Atlas Medical Pioneer.
– IBU Foundation telah melaksanakan kerja bakti membersihkan sampah dan lumpur akibat banjir dengan memobilisasi sekitar 50 orang relawan. Kegiatan ini akan terus dilakukan terutama di Baleendah dan Dayeuhkolot karena resiko banjir masih sangat tinggi.

IBU Foundation masih melaksanakan pengumpulan dana untuk pemenuhan kebutuhan peralatan sekolah yang baik bagi anak-anak yang tertimpa bencana.

Rencana Jangka Menengah (1-6 Bulan)
IBU Foundation berencana untuk membantu masyarakat dan sekolah di 3 lokasi yang terdampak yaitu Pameuntasan, Baleendah, dan Dayeuhkolot. Rencana tersebut mencakup peningkatan kesiapsiagaan terhadap bencana di tingkat masyarakat dan sekolah, terutama bagi bencana banjir.

Rencana Jangka Panjang (6-12 Bulan)
Pengurangan Resiko Bencana berbasis masyarakat sangat dibutuhkan di daerah yang terdampak oleh bencana banjir, terutama di daerah Kabupaten Bandung, termasuk didalamnya daerah yang terkena bencana longsor di daerah Soreang.

Gambar dari Lapangan
Gambar dan foto dari lapangan dapat dilihat di IBU Foundation Facebook Pages:
http://www.facebook.com/media/set/?set=a.10151342643834314.530154.41604369313&type=1

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

toto slot toto togel situs toto https://www.kimiafarmabali.com/